Ruang Narasi
SINDIKASI TJOKRO CORNER
Tjokroisme: Monoteisme Dialektika Historis
Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator - H.O.S. Tjokroaminoto

Refleksi Kongres Pemuda Muslimin Indonesia (2)


Jelang pelaksanaan Majelis Syuro (Kongres Nasional) ke-XIV, Ardinal Bandaro Putiah (Ketua III Pimpinan Besar Pemuda Muslimin Indonesia) mengajak seluruh kader di seluruh Indonesia untuk berefleksi melalui serangkaian tulisan. Kritik Diri Organisasi: Area Bermasalah yang Perlu Diatasi adalah tulisan kedua.

1. Kaderisasi yang Kurang Berkelanjutan

Pengkaderan adalah problem terbesar yang di hadapi hampir semua organisasi saat ini. 

Pemuda Muslim juga mungkin menghadapi persoalan yang sama yaitu pelatihan yang selesai namun kader “ngendap”, kurangnya pendampingan, sedikit yang masuk ke ranah aksi nyata. Tanpa siklus kaderisasi yang terus-menerus dan evaluasi yang komprehensif, organisasi pemuda akan terkikis relevansinya.

2. Terlalu Banyak Agenda Seremonial, Terlalu Sedikit Aksi Strategis

Organisasi pemuda hari ini lebih banyak terlihat dengan acara seremoni, kurang terlibat dalam advokasi kebijakan, ekonomi pemuda, atau gerakan sosial yang memiliki out come struktural. Pemuda Muslim harus mengevaluasi apakah kongres sebelumnya menghasilkan keputusan yang dilaksanakan, dipantau, dievaluasi? 

3. Kurangnya Integrasi Antara Media, Komunikasi, dan Perjuangan Lapangan

Di era digital, organisasi yang gagal menguasai media dan komunikasi akan tertinggal. Pemuda Muslim sebagai organisasi perlu memikirkan tim media internal, kerjasama dengan komunitas digital, strategi konten yang massif, tetapi juga bermakna, bukan hanya viral, tetapi berdampak. Kurangnya dana bukan alasan untuk stagnasi bisa jadi justru peluang kreativitas dan kolaborasi.

4. Hubungan dengan Induk, Sektor Luar, dan Regenerasi Antar Generasi

Pemuda Muslim memiliki hubungan historis dengan induk organisasi ‎Syarikat Islam Indonesia (SII) dan komunitas pemuda lainnya. Tantangannya, apakah hubungan itu masih dinamis atau stagnan? Apakah pemuda diberi ruang otonom, atau sekadar sebagai cangkang di dalam struktur lama? Apakah generasi muda diberi peluang memimpin dan bersuara? Masalah hubungan antar generasi dan dinamika organisasi harus dikaji ulang.

Agenda Strategis untuk Kongres XIV

Berdasarkan kajian ideologis dan kritik diri di atas, maka berikut beberapa rekomendasi agenda strategis yang bisa diusulkan dan dibahas dalam Kongres XIV Pemuda Muslimin Indonesia :

1. Re-Formulasi Visi Misi dan Roadmap 5-10 Tahun

Kongres XIV harus menghasilkan renovasi visi-misi yang relevan dengan zaman, mempertegas bahwa Pemuda Muslim adalah gerakan pemuda Islam kebangsaan yang aktif, kritis, dan solutif di bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya. Ikut sertakan roadmap minimal 5 tahun dengan indikator keberhasilan (hasil nyata, bukan hanya kuantitas acara).

2. Revitalisasi Kaderisasi dengan Sistem “In-Class → Medan Perjuangan → Evaluasi & Pendampingan”

Bangun model kaderisasi yang terdiri dari pelatihan in-class (teori ideologis, metodologi gerakan), kemudian “medan perjuangan” (program lapangan nyata – pemberdayaan pemuda, advokasi masyarakat, pengabdian), kemudian evaluasi dan pendampingan secara sistematis. Hal ini menghubungkan ideologi dengan aksi.

3. Pengembangan Ekonomi Pemuda dan Ekonomi Umat

Pemuda Muslim harus memprioritaskan program ekonomi, koperasi pemuda, usaha sosial berbasis syariah, platform digital ekonomi pemuda, sinergi dengan komunitas lokal. Organisasi pemuda harus mampu menjadi pemain di ekonomi bukan hanya sebagai penerima donor. Ini sesuai akar perjuangan terhadap kapitalisme dan ketidakadilan ekonomi.

4. Komunikasi Digital dan Media Strategis

Instruksikan pembentukan tim media terbuka, konten YouTube, podcast, narasi digital yang menangkap kecenderungan generasi muda. Organisasi harus tampil relevan di ranah publik — bukan hanya internal. Media bukan hanya alat promosi tetapi arena perjuangan ideologis, narasi keadilan, kebangsaan, Islam progresif.

5. Sinergi Kebangsaan, Pluralitas dan Advokasi Kebijakan

Pemuda Muslim harus membangun platform advokasi kebijakan pemuda, kebijakan ekonomi kerakyatan, tata kelola pemerintahan bersih, keadilan sosial. Kerjasama dengan unsur lain seperti pemuda lintas keagamaan, lintas budaya, komunitas marginal. Menegaskan bahwa Islam dalam Pemuda Muslim bukan eksklusif-tertutup, tetapi inklusif-kritik-solutif.

6. Sistem Keuangan Organisasi dan Transparansi

Organisasi besar pemuda sering terhambat karena masalah dana. Pemuda Muslim harus menetapkan sistem keuangan yang transparan, mandiri, dengan skema pendanaan jangka panjang (misalnya: unit bisnis ringan, jasa sosial, donor yang sah, kolaborasi CSR) agar tidak selalu tergantung satu sumber dan rentan politisasi.

7. Evaluasi Program dan Indikator Keberhasilan

Kongres harus menetapkan mekanisme monitoring-evaluasi seperti berapa banyak kader yang terafiliasi aktif, berapa program pemberdayaan yang selesai dan berdampak, bagaimana dampak ekonomi pemuda yang diinisiasi Pemuda Muslim, bagaimana citra Pemuda Muslim di masyarakat yang tidak sekadar jumlah kegiatan tetapi kuantitas dan kualitas hasil.

Kesimpulan

Kongres XIV Pemuda Muslimin Indonesia bukan sekadar pergantian kepengurusan. Ini adalah kesempatan strategis untuk menegaskan kembali akar ideologis organisasi yakni Islam sebagai dīn lengkap, perjuangan melawan penjajahan modern (kapitalisme, imperialisme, ketidakadilan), dan pengabdian pemuda kepada bangsa dan umat. Namun, tanpa refleksi kritis atas tantangan internal (kaderisasi, relevansi, media, ekonomi), maka ideologi itu bisa menjadi hiasan kosong.

Oleh karena itu, Pemuda Muslimin Indonesia harus melangkah ke depan dengan tiga pijakan yaitu ideologi yang hidup, aksi yang nyata, dan kader yang tangguh. Seluruh program, baik ekonomi, media, advokasi, kaderisasi harus memiliki outcome yang terukur, bukan sekadar kegiatan rutin. Hubungan kebangsaan dan Islam dalam Pemuda Muslimin Indonesia harus ditransformasikan menjadi gerakan yang membumi, bukan elitis yang kritis terhadap struktur, bukan terjebak dalam rutinitas yang inklusif, bukan tertutup.

Bagi Kader, Kongres XIV juga adalah ajang untuk memperkuat peran sebagai aktivis sosial-politik dan penggerak pemuda. Kader dapat membawa pengalaman, kapasitas dan jaringan Anda untuk mendorong lahirnya “generasi pemuda muslim kebangsaan” yang bukan hanya menjadi pewarna organisasi, tetapi agen perubahan dalam masyarakat.

Marilah kita sambut kongres ini dengan semangat bahwa Pemuda Muslimin Indonesia bukan hanya “organisasi pemuda Islam” biasa, tetapi wadah transformasi generasi iman yang menang dalam konteks Indonesia dan umat. Mari benahi ideologi, tingkatkan kapasitas, dan bergerak bersama untuk mengukir jejak yang bermakna. Karena di tangga zaman kini, hanya pemuda yang terpanggil dan bersiap untuk berubah yang akan menjadi tulang punggung perubahan.

Semoga karya kongres, hasilnya bukan hanya deklarasi, tetapi gerakan yang nyata, berdampak dan bertahan lama. Selamat menyongsong Kongres XIV Pemuda Muslimin Indonesia dengan harapan besar untuk masa depan yang lebih adil, makmur dan bermartabat bagi bangsa dan umat.

Pondok Syarikat (Bukittinggi), 13 November 2025

Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Syarikat Islam Indonesia | Pemuda Muslimin Indonesia | KasmanPost
Copyright © 2025 - TJOKRO CORNER - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger